Kuliah Filsafat
Pendidikan Matematika bersama Prof. Dr. Marsigit melanjutkan belajar filsafat.
Kali ini dimulai dengan membahas tentang mitos. Yang terlintas dipikiran kita
ketika dengar kata mitos adalah sesuatu yang berbau negatif, tetapi sebenarnya tidak.
Anak-anak tahu ilmu, sebagian besar dari mitos, karena mereka tidak tahu
kebenarannya. Dari mitos tersebut, maka anak tahu dan bisa untuk melkukan
sesutu. Objek dari pengetahuan anak adalah mitos, sedangkan caraya yaitu dengan
intuisi.
Mitos tidak semuanya
jelek. Mitos dibuat pasti ada sisi baik yang diinginkan oleh pembuat mitos. Mitos
adanya Nyi Roro Kidul di Laut Selatan punya maksud agar orang-orang tidak
semena-mena di laut. Contoh kecil yang beliau sampaikan kaitannya dengan mitos,
misal kita membuat mitos bahwa pohon mangga kita dihuni makhluk halus.
Harapannya, orang lain tidak mencuri mangga tersebut. Dalam contoh tersebut,
bagi orang yang tidak tahu yang sebenarnya, berita tersebut adalah mitos,
sedangkan bagi pembuat mitos, hal tersebut adalah ilmu.
Prof. Dr. Marsigit juga
menceritakan pengalmannya dulu, baik ketika masih umur 2 tahun, SMA, kuliah,
sampai pengalamannya yelah menjadi profesor seperti sekarang ini. Sungguh
inspiratif dan bisa membangkitkan semangat untuk berusaha. Dari pengalamannya
yang selalu berpikir rasional dan tidak memperayai adanya hantu. Beliau berusaha
untuk mencari jalan hidup, termasuk mencari ilmu agama.
Dari pengalaman dan cerita
beliau, dapat kita petik dan kita cari sikap yang seharusnya kita miliki. Pengalaman
beliau untuk mencari olmu sendiri memberi gambaran kepada kita bahwa seseorang
punya hak dan kesempatan untuk membangun ilmunya. Jika kita kaitkan dengan
pendidikan, guru bukanlah orang yang memberi imunya kepada siswa, tetapi guru
menjadi fasilitator agar siswa bsa membangun ilmunya. Salah satunya yaitu
dengan intuisi.
Telah disampaikan di atas
bahwa dalam intuisi, bisa juga kita mengunakan mitos sebagai caranya. Mitos yang
beredar sekarang adalah matematika itu sulit, mengerikan, dan lain-lain. Mitos tersebut
membuat orang-orang termasuk siswa, percaya dan malas untuk belajar matematika.
Adanya mitos tersebut membawa pikiran siswa untuk menganggap bahwa matematika
itu sulit. Adanya mitos tersebut, apa sikap kita sebagai calon guru matematika?
Apakah membiarkan mitositu menjamur dan bertambah besar? Tentunya tidak.
Upaya yang bisa kita
lakukan adalah membuat mitos bahwa matematika itu mudah, menyenangkan, dan dekt
dengan kehidupan kita. Kita sebaiknya jangan mendefinisikan segala sesuatu yang
ada, tetapi kita gunakan intuisi untuk mendapatkan ilmu. Seperti yang
disampaikan pada kuliah sebelumnya bahwa untuk memahami arti 2, kita tidak
menggunakan definisi bahwa 2 sama dengan 1+1, bukan juga 6:3, apalagi bilangan
prima terkecil. Untuk memahami 2, kita gunakan contoh pada tubuhkita yang
banyaknya 2, misalnya lubang hidung, telinga, mata, tangan, dan lain-lain. Dengan
demikian, pembelajaran metematika akan lebih asik dan bermakna.
Sikap positif lan yang
bisa diteladan dari cerita dalam kuliah
ini adalah menjalankan sesuatu dilandasi dengan ikhlas. Ikhlas bukan berarti
gratis tanpa biaya, tetapi ikhlas diartikan sebagai melakukan sesuatu dengan
tanpa mengharapkan imbalan. Jika pada akhirnya sikap kita diberi imbalan,
itulah rizki yang kita dapatkan. Kaitannya dengan ikhlas, Prof. Dr. Marsigit
menyampaikan kisah Syeh Abdul Qodir Jailani yang dengan ikhlasnya ia mengabdi
dan menjalani sesuatu, termasuk menjalani hukumannya. Dari kekhlasannya, beliau
dianggap sepagai gru spiritualitas patut diteladani.