Oleh Syahlan Romadon
(P.Mat.Bil.09/09301241041)
Pertemuan kedua kuliah filsafat
pendidikan matematika dengan Dr. Marsigit membahas tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mahasiswa yang tertulis pada refleksi
pertama. Elum semua pertanyaan terjawab, karena terbatas waktu yang ada. Dari
beberapa pertanyaan yang beliau jawab, inti yang saya dapat adalah sudah
selayaknya dan seharusnya kita memikirkan segala sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada dalam diri kita dan lingkungan kita, termasuk juga pendidikan
matematika.
Filsafat yang bagus, akan membuat orang
semakin jelas dan gamblang dalam mengartikan sesuatu. Jika memang belum bisa
jelas, atau dapat dikatakan membuat bingung. Ketika berfilsafat dan membuat
saya bingung, itu wajar, karena saya masih dalam tahap belajar berfilsafat.
Selain bingung, ketika berfilsafat mungkin saya akan mendapatkan jalan yang
tersesat. Yang dimaksud tersesat disini adalah menemui jalan buntu dan
bertentangan pada kodratnya. Ketika kita menemui hal tersebut, alangkah baiknya
kita segera berhenti berfilsafat, berwudhu, dan beribadah. Karena, pada
dasarnya, kita tetap meletakkan spiritualitas di atas filsafat.
Dalam menyikapi kehidupan, kita
hendaknya selalu bersikap adil. Adil disini bukan diartikan sebagai adil sama
rasa sama rata, tapi sesuai dengan porsinya. Segala sesuatu di dunia ini tidak
akan bisa adil, karena memang manusia hidup dari ketidakadilan. Bahkan, ketika
kita berpikir polos, Tuhan pun bersikap tidak adil. Contohnya, saya tidak
dilahirkan dari ibu yang ada di istana, hal ini merupakan ketidakadilan. Akan
tetapi, ketika kita berfilsafat dengan didasari spiritualitas, kita akan bisa
menangkap ke-Maha Adilan Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang Maha Adil. Tidak
ada makhluk lain pun yang bisa adil. Tapi, manusia selalu berusaha untuk
bersikap adil.
Filsafat diartikan sebagai pola
berpikir. Berfilsafat dapat juga diartikan sebagai berpikir. Jadi, perlunya
mempelajari filsafat pendidikan matematika adalah untuk berpikir dan memikirkan
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika,
misalnya guru, siswa, dan constructivism.
Ketika kita mau berpikir untuk pendidikan matematika, itu artinya kita pun
peduli pada lingkungan kita, yaitu lingkungan pendidikan matematika. Kepedulian
kita pastinya akan membawa pengaruh yang baik untuk pendidikan matematika.